Oleh : H . Ahmad Masykur Lc
Masa sebelum Islam, khususnya di jazirah arab, disebut masa jahiliyah.Istilah jahiliyah dipakai untuk menandai msa sebelum Nabi Muhammad saw lahir.
Sebutuan jahiliyah diberikan pada bangsa Arab yang pola kehidupannya bersifat perimitip. Mereka pada umumnya hidup berkabilah-kabilah. mereka ada dalam lingkungan yang ummi [ tidak mengenal baca tulis ] dan jauh dari peradaban, yang meyebabkan mereka hidup di dalam kegelapan dan kebodohan. Akibatnya mereka sesat jalan, tidak menemukan nilai-nilai kemanusiaan dan ke sucian, memusnahkan anak-anak dengan dalih kemulian dan kesucian, memusnahakan harta kekayaan denga perjudian, dan membangkitkan peperangan diantara sesame dengan alasan harga diri dan ke pahlawanan. Suasana kehidupan seperti inlah yang dikenal dengan sebutan jahiliyah.
Namun demikian, bukan berarti mereka tidak memiliki potensi peradaban. Mereka sebenarnya berada dalam kondisi fitrah, dalam arti tidak terkontaminasi oleh kebudayaan dan peradaban yang memerosokkan kemanusian seperti yang terjadi di Persia, yang memungkinkan mereka kreatif dan pandai menciptakan kemerosotan- kemerosotan, pilsafah keserba bolehan dan kebejatan moral yang dikemas dalam bentuk agama. Mereka juga tidak memiliki kekuatan militer seperti Romawi yang mendorong mereka melakukan ekspansi ke negeri-negeri tetangga. Mereka tdak memiliki kemegahan filosofis Yunani, yang menjerat mereka menjadi bangga mitos khurafat. Mereka dikenal denga kedermawanan, suka menolong, rasa harga diri dan kesucian.
Yang paling fononemal dari kehidupan bangsa Arab jahiliyah adalah tradisi kesusastarenaan mereka yang begitu tinggi. Mereka memiliki institusi kesusatenaan yang mapan, yakni berupa festival syair yang dilaksakan setiap tahun berpusat di suq al’ukaz. Syair- ayair terbaik dari hasil festival ini kemudian diabadikan dalam bentuk tuliasn tinta emas yang digantungkan di dingding ka’bah, sehingga dinamakan almu’allaqat.
Peranan syair sangat dominan dalam kehidupan masyrakat Arab jahilyah. Ia memiliki fungsi semacam fungsi yang dimilki oleh pers dalam kebudayaan modern ini. Denga syair mubilitas sosial bisa dilakukan dengan efektif. Seseorang bisa dalam kehinaan karena sebait syair, demikian juga sebaliknya, penghargaan terhadap syair begitu tinggi, karena bukan kebetulan mereka menempati posisi elit dalam masyakat sebagai ’’ empu pengetahuan dan empu zamannya.’’
Nabi Muhammad saw diutus dengan al-qur’an sebagai penyangga utamanya. Oleh karena masyrakat Jahiliyah sangat gandrung dengan kesusasteraaan maka Alqur an diturunkan dengan bahasa sastra seperti lazim dipakai oleh masyrakatnya. Hal ini didasarkan atas pertimbangan :
Pertama : untuk menyesuaikan diri dengan tradisi masyrakat sehingga bisa komunikatif.
Kedua : untuk menantang dan mengungguli syair-syair jahiliyah sehingga Alqur an memiliki daya hidup dan vitalitas yang tinggi ditengah aktivitas dan kepandaian masyrakat dan berfungsi sebagai mu’jizat bagi kelangsungan Risalah Nabi Muhammad.
Dalam penyampaian Risalah Nabi Muhammad banyak menjumpai gangguan dan rintangan yang keras bahkan sampai pada ancaman pembunuhan, sehingga karena beratnya pendeeritaan yang ditanggung kaum muslim Rosulullah memerintahkan para Sahabatnya mencari suaka ke Eteopia yang meyoritas penduduknya beragama Kristen yang secara teologis sama-sama agama samawi.
Begitulah keadaan Nabi selama berdakwah di Makkah sampai kemudian melakukan perjanjian (bai’ah) dengan beberapa orang dari kota Yatsrib yang tidak berapa lama kemudian mengantarkan beliau hijrah ke Madinah untuk meneruskan Dakwahnya. Beliau menyebut penduduk asli dengan sebutan Anshor sedangkan pengikutnya yang berimigrasi disebut Muhajirin kemudian mereka dipersatukan dalam satu ikatan “Ukhuwah Islamiyah”
Selama 10 tahun Rasulullah menyampaikan Risalah di Madinah hingga pada akhirnya bersama kaum muslimin mendapat kesempatan untuk membebaskan kota Mekkah dan Ka’bah hususnya dari berbagai berhala yang telah sekian lama bercokol di sekeliling ka’bah. Kemudian Beliau menghadap Sang Pencipta pada Hari Senin 12 Rabi’ul awal 11 H/632 M.
Selanjutny kepemimpinan umat Islam berada di tangan Kholifah Abu Bakar asshiddiq (w 13 H/634 M) , kebijakan pertama yang ia lakukan adalah memerangi orang-orang murtad dan golongan yang menolak membayar zakat, juga melanjutkan kebijakan Rosulullah dengan mengirim pasukan yang dipimpin Usamah ibn Zaid ke Siria yang sempat tertunda pada saaat Rosulullah sakit. Dan pada masanya pula Alqur an berhasil dikumpulkan dalam satu mushaf .
Umar ibn Khotthob (w23H / 644M) melanjtkan kepemimpinan umat Islam setelah Abu Bakar wafat. Ia Kholifah pertama yang diberi gelar Amirul mukminin. Pada masa kepemimpinanya beliau melakukan ekspansi ke Persia, Iraq, Palestina, Siria dan Mesir … demi membebaskan wilayah-wlayah tersebut dari jajahan Romawi, sehingga dua kerajaan besar Persia & Romawi Timur (Bizantium) menjadi tunduk dibawah kepemimpinanya. Kemudian sang Kholifah yang adil ini wafat setelah dibunuh oleh Abu lu’lu’ almajusi yang berasal dari Persia.
Usman bin affan [ w.656 M /35H ] terpilih sebangai khalifah setelah masuk sebagai salah seorang formatur [ahl-Syura] yang ditetapkan Umar menjelang kematiannya. Pada masa pemerintahan ia berhasil menyusun al-Qur’an dalam satu bentuk bacaan, yang sebelumnya memiliki banyak versi. Ia juga berhasil memperluas daerah Islam sampai ke Turki,Siprus.Afrika utara,Asia tengah,Khurasan,danBalkh di Afghanistan. Pasukan tangguh dan kuat pertahanannya. 8
Usman meninggal dunia terbunuh dalam usia 82 tahun ketika membaca al-Qur’an, akibat ketidak puasan rakyatnya atau kebijakan politiknya ynag cenderung familiyer / nepotisme.
Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib [w.661M/40 H] terjadi berbagai kerusuhan dan kekacauan pasca terbunhnya Usman. Rakyat menuntut sang khalifah untuk segera menghukum para pembunuh Usman. Akan tetapi tuntutan itu sulit diwujudkan karena keadan negara yang tidak stabil. Hanya satu keputusan yang ditetapkan Ali, yaitu memerangi kekompok pembangkang tersebut yang berujung pada terjadinya perang Jamal pimpinan Aisyah yang didukung Zubair dan Talhah dan perang Siffin pimpinan Mu;awiyah. Dalam perang Siffin itulah Ali menerima [tahkim] yang menyebabkan pasukan terpeah menjadi dua. Satu menolak yang lainnya menerima. Kelompok yang menolak kemudian disebut Khawarij yang bertanggung jawab atas terbunuhnya sang Khalifah.
Masa pemerinthan Abbu Bakar hingga Ali disebut para sejarawan Islam sebangai masa al-Khulapa’ ar-Rashidun. Setelah itu pemerintahan Islam beralih menjadi Munarchi heriditas [kerajaan turun-temurun]. Dinasti pertama dalam Islam adalah Dinasti Umawiyah yang didirikan oleh Mu’awiyah bin Ali Soffan [w.661M/ 41H]. Ia mengangkat puteranya Yazid [w. 683M/63H] sebagai putra mahkota [waliuy al ahd], dan menjadikan Damaskus di Syiria sebagai Ibukota Islam dan pusat pemerintahanya.
Itulah gambaran singkat tentang santri-santi Nabi yang di abadikan di dalam Alqur an dengan sebutan : كزرع أخرج شطأه فأزره فاستغلظ فاستوى على سوقه يعجب الزراع ليغيظ بهم الكفار
Mereka konstruktif, reflektif, aktif, efektif, kreatif, inovatif … jauh lebih dari metode yang diakui sebagai gagasan dari Jhondjuwe yang hanya terbatas pada Contectual teaching and learning. Begitu juga dengan santri-santri para sahabat Nabi yang kita kenal dengan sebutan Tabiin sampai dengan orde aimmah al mujtahidin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar