Jumat, 11 Februari 2011

PANDUAN UTAMA HARI-HARI PELAKSANAAN IBADAH HAJI


 Oleh : Haji Ahmad Masykur MLc.

بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله رب العالمين  والصلاة والسلام على سيدنا ومولانا محمد وعلى اله وصحبه والتابعين وعلى التابعين وتابعيهم باحسان واقتفى باثارهم الى يوم الدين وبعد

            Pada hari-hari yang penuh Barokah ini ummat Islam dari segenap penjuru berbondong-bondong menuju tempat suci yang tersuci bagi mereka  yaitu “Baitullah al Harom” guna melaksanakan rukun Islam yang kelima, sebagai bentuk nyata dari Firman Allah :

“وأذن في الناس بالحج يأتوك رجالا وعلى كل ضامر يأتين من كل فج عميق . . .”

            Sebagai langkah awal dalam hal ini ada beberapa hal penting yang perlu dan harus diketahui dan merupakan pedoman utama bagi kita. Yaitu bahwasanya setiap amal perbuatan tiada akan dierima oleh Allah SWT kecuali dengan adanya dua syarat pokok, yaitu : Ikhlash lillahi Ta’ala dan mengikuti Sunnah Rosulullah SAW sebagaimana Firman Allah :

“فمن كان يرجو لقلء ربه فليعمل عملا صالحا ولا يشرك بعبادة ربه احدا”    الكهف : 110

            Artinya : Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya hendaknya ia mengerjakan amal Shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada tuhannya.
وفي الحديث " من عمل عملا ليس عليه امرنا فهو رد " رواه مسلم

Demikianlah, semoga kita senantiasa mendapat bimbingan dari Allah sehingga segala sesuatunya akan menjadi mudah dibawah naungan RidloNya Amin.
Dan INGATLAH bahwa kita sedang ada pada tempat dan waktu yang sangat mulia di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

PERJALANAN HAJI

Perjalanan Haji adalah sebuah perjalanan suci pada Bulan Suci menuju tempat suci dan untuk memenuhi panggilan Dzat yang Maha Suci.
Perjalanan haji adalah sebuah perjalanan damai menuju bumi yang damai pada saat yang damai karena memenuhi panggilan Dzat yang Maha Damai.
Alangkah mulia dan Agungnya perjalanan ini, adakah pakaian yang lebih anggun dari pakaian orang yang sedang melakukan Ihram ? pernahkah anda melihat kepala yang lebih terhormat dibandingkan kepala yang dicukur/dibotaki setelah melakukan haji ? Adakah rombongan yang lebih mulia dan terhormat dibandingkan rombongan jemaah haji ? Mereka bersatu dalam perasaan, satu dalam tujuan, satu dalam perbuatan, satu dalam perkataan dan satu dalam berbagai hal.

Jadi melaksanakan Ibadah Haji artinya kerelaan diri meninggalkan tempat kelahiran, meninggalkan tanah air dan bepisah dengan sanak keluarga demi sebuah tujuan yang mulia, mengunjungi Baitillahil ‘adzim serta untuk memenuhi panggilan Ilahi dalam rangka memperkokoh ikatan perjanjian diri dengan Allah SWT dalam segala sector kehidupan.

MELAKUKAN IHROM artinya membuang segala macam bentuk perhiasan termasuk status social, pangkat dan jabatan dan sebagai gantinya adalah dua helai kain kafan putih sebagai harapan kesucian jiwa menuju Sang Maha Pencipta.

MENGUCAPKAN TALBIYAH artinya menyenandungkan tembang kebebasan dan panggilan abadi sebagai tanda menangnya kebenaran terhadap kebathilan.

MELAKUKAN THOWAF artinya mengitari Ka’bah yang merupakan rumus pemersatu ummat Islam sebagai bukti kesungguhan diri dalam mengejar dan mencari Ridlo Allah.

MELAKUKAN SA’I artinya menghentakan kaki di pelataran bukit shofa dan marwah sebagai tanda kesungguhan diri dalam mengejar dan mencari Ridlo Allah semata.

WUKUF DI PADANG ARAFAH artinya upaya mendekatkan dan menyambung diri sebagai hamba yang lemah dan faqier serta bergelimang dosa, dengan dzat yang maha pengampun serta bijaksana, pada saat pertemuan langit fdan bumi, pada saat manusia berkumpul dengan keadaan yang serba sama, sama rata sama rasa tanpa menyandang predikat pribadi dan status social, pada saat mereka konsentrasi dengan dzikir dan do’a, pada saat Allah akan membebaskan mereka dari api neraka.

MELEMPAR JAMAROT artinya upaya membuang jauh-jauh kebathilan dan kesesatan baik yang ada pada diri maupun di sekitar kita.
MENCUKUR RAMBUT artinya harapan membuang kesalahan dan segala macam bentuk pelanggaran demi menyongsong pertumbuhan masa depan yang lebihbaik.

Sedangkan :

-          Haji Mabrur adalah kemauan dan tujuan yang mulia disertai niat yang bersih dan ikhlas lillahi ta’ala dengan pembiayaan yang halal.
-          Haji mabrur adalah menjaga diri dari pembicaraan yang kotor dan perbuatan yang keji serta selalu menjaga akhlaq yang mulia.
-          Haji mabrur adalah kewaspadaan diri agar selalu ada pada jalan yang sesuai dengan Sunnah Nabi serta menghindari berbagai penyimpangan.
-          Haji mabrur adalah memperbanyak dzikir dan do’a kepada Allah serta tekun melaksanakan ibadah dengan maksimal.
-          Haji mabrur adalah upaya mengembalikan seluruh hak orang lain serta menyampaikan amanah dengan siksp yang terpuji.
-          Haji mabrur adalah upaya mengenbalikan hawa nafsu serta menjaga segenap anggota tubuh termasuk lisan dari kejahatan dan pelanggaran.
-          Haji mabrur adalah menjaga dan melestarikan syi’ar-syi’ar agama Islam serta menghormati waktu dan selalu berbuat baik terhadaporang lain.
-          Haji mabrur adalah upaya mengembalikan diri secara keseluruhan kepada Allah serta menyesali segala perbuatan kesalahan dan tak akan mengulangi lagi.
-          Haji mabrur adalah pengampunan segala dosa dan penghapusan segala bentuk kejahatan dengan penuh ridlo Allah sebagai jalan menuju syurga. Sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW.
 والحج المبرور ليس له جزاء ال الجنة  متفق عليه

Artinya : dan haji yang mabrur tiadalah balasan untuknya kecuali surga.

Saudaraku para tamu Allah, bagaimana haji anda menjadi mabrur ?

Ada beberapa pertanyaan yang harus anda jawab dengan jawaban ‘Amaliah buka jawaban perkataan. Sebab pada masa sekarang sangatlah banyak jamaah haji ketika masuk pada pelaksanaan ihrom, mereka tidak merasa kalau sedang melakukan sebuah ibadah yang membutuhkan pengabdian dan ketawakkalan penuh kepada Allah, sehingga tidak sedikit di antara mereka yang berprilaku dengan kebiasaan yang tidak baik seperti sebelum melaksanakan ibadah haji. Sungguh sangat disayangkan dan akan mengurangi kesempurnaan Hajinya, bahkan bisa menyebabkan  Haji ghairu maqbul, naudzubillah. Diantara berbagai petanyaan di maksud adalah :

Pertama : Tentang Tauhied

لبيك اللهم لبيك, لبيك لا شريك لك لبيك, ان الحمد والنعمة لك والملك, لا شريك لك

Dengan penuh kesadaran dan tawakkal anda harus merealisasikan Talbiah ini bukan hanya dalam perkataan, tapi juga dalam perbuatan, karena anda datang memenuhi panggilan Allah. Oleh karenanya, segala bentuk peribadatan dzahir maupun batin, seperti kecintaan, harapan tawakkal, dzikir, do’a, ruku’, sujud, thowaf, sedekah, … dan seterusnya, semua itu hanya karena Allah semata. Sebagaimana firmannya,

"قل ان صلا تي ونسكي ممحيا ي ومماتي لله رب العالمين لا شريك له ..." الا نعام 162

Artinya : katakanlah bahwa sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah tuhan semesta alam tiada sekutu baginya.
Demikian pula anda harus tahu dan sadar bahwa sebagai tamu Allah, pada saat melaksanakan ibadah Haji anda di larang Rofats (jima’ dan setiap perkataan atau perbuatan yang jorok), Fusuq (segala bentuk kemaksiatan termasuk ghibah) dan Jidaal (banyak bicara hingga membuat orang lain marah). Baka tiadalah berguna haji seseorang yang mengabaikan dan tidak peduli akan hal tersebut.

Kedua :  tentang Sholat

"وماامروا الا ليعبدوا الله مخلصين له الدين حنفاء ويقيموا الصلاة ويؤتوا الزكوة وذلك دين القيمة" البينة 5

Artinya : dan padahal tidak disuruh kecuali supaya menyenbah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadanya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan Sholat dan membayar zakat dan yang demikian itulah Agama yang lurus.

Sholat termasuk rukun Islam yang sangat dominan setelah dua kalimah syahadad dan merupakan tiang agama disamping sebagai tanda yang membedakan antara seorang muslim dan non muslim. Oleh kartena itu Sholat merupakan hal pertama yang akan di hisab dan ditanya oleh Allah nanti di akhirat. Begitulah tiada berguna haji seseorang apabila tidak benar dalam melaksanakan Sholatnya.

Ketiga : Tentang Rizqi yang halal
" وما انفقتم من شيئ فهو يخلفه وهو خير الرا زقين" السباء 39
Artinya : dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantikannya. Dialah pemberi rizqi yang sebaik-baiknya.
Terhadap orang yang mengeluarkan dan membelanjakan hartanya dalam mencapai sebuah tujuan, tidak terkecuali menunaikan ibadah Haji, Allah telah berjanji akan mengganti segala sesuatunya dengan yang lebih baik. Bahkan semua biaya yang di keluarkan untuk mengunjungi Baitillah al-haram adalah termasuk pengeluaran yang sangat mulia disisi Allah. Namun demikian, agar menjadi pedoman bahwa kasab dan nafakoh yang halal adalah merupakan syarat utama dalam menunaikan ibadah Haji, sebagai bentuk kepatuhan terhadap sabda Rasulullah SAW
" ان الله طيب لا يقبل الا طيبا "
Maka sebagai tamu Allah anda harus selalu ingat agar senantiasa berkata dan berprilaku baik, karena tiadalah bermanfaat Haji seseorang yang tidak memperhatikan hal tersebut, begitu pula Allah tidak akan mengganti biaya pengeluaran anda.
Ke empat : tentang akhlaq yang baik
" وحفض حنا حك للمؤ منين " الحجر 88
Artinya : Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.

Seorang tamu Allah harus selalu menjaga akhlaq yang mulia dan bersiksp tawadlu’ terhadap para jamaah Haji dan tidak mempersulit mereka dalam berbagai hal, lebih-lebih karena anda sedang berada di tempat yang suci juga sebagai bentuk realisasi dari sabda Nabi SAW.

" ... واجب الا عمال الى الله غز وجل سرور تدخل على مسلم او تكشف عنه كربة او تقضى عنه دينا او تطرد عنه جوعا, ولأن امشي مع اخي المسلم في حاجة احب الي من ان اعتكف في هذاالمسجد- مسحد المدينة- شهرا, ومن كف غضبه ستر الله عورته, ومن كظم غليظا ولو شاء ان يمضيه امضاه ملأ الله قلبه رضى يوم القيامة, ومن مشى مع اخيه المسلم فى حاجته حتى يثبتها له اثبت الله قد مه يوم تزل الا قدام, وان سوء الخلق ليفسد الا عمل كما يفسد الخل العسل " الطبرانى فى المعجم الكبير وابن عساكر وابن ابي الدنيا  
Kelima : Tentang kesabaran dan menahan diri
" ولنبلونكم بشيئ من الخوف والجوع ونقص من الاموال والا نفس والثمرات وبشر الصابرين الذين اذا اصابتهم مصيبة قالو انا لله وانا اليه راجعون اولئك عليهم صلوات من ربهم ورحمة واولئك هم المهتدون " 155- 156
Artinya : Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta dan buah-buahan. Dan berilah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innaa lillahi wainnaa ilaihi rooji’uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Pelaksanaan Ibadah Haji adalah merupakan sebuah arena dan panggung untuk melatih diri agar selalu disiplin dengan akhlaq yang terpuji, bahkan suatu proses kerja nyata dalam upaya membersihkan diri dengan kesabaran pada taraf tertentu. Sebab tidak jarang diantara kita yang jatuh sakit karena kelelahan pada saat melaksanakan berbagai rangkaian Ibadah Haji. Dan seringkali pula ada yang kehilangan barang berharga, mendengar berita yang mengejutkan, berbuat baik terhadap orang lain tapi dibalas dengan kejahatan dan anekaragam masalah yang menyebabkan kebingungan serta kedukaan. Maka Sebagai tamu Allah anda harus mengerti dan sadar kalau semua itu adalah merupakan cobaan dari Allah dalam rangka menguji kesabaran serta ketetapan nan keteguhan hati anda, bahkan kejujuran dan ketulusan anda akan teruji pula dalam hal ini. Itulah yang disabdakan Rosulullah bahwa Haji dan Umroh adalah Jihad tanpa peperangan. {Jihaadun laa qitaala fiihi} HR. Ahmad.

Ke enam : Tentang membaca Talbiyah dengan suara nyaring

" اتاني جبريل فامرني ان امر اصحابي ومن معي ان يعرفوا اصواتهم بالتلبية " اخرجه ابن ماجه
Membaca Talbitah pada saat melaksanakan Ibadah Haji atau Umroh adalah merupakan syi’ar, oleh kerenanya dianjurkan memperbanyak dan menyaringkan suara ketika membacanya, lebih-lebih pada awal permulaan Haji atau Umroh dari Meqot, ketika akan berangkat ke ‘Arofah, selama berada di padang ‘Arofah, dari ‘Arofah menuju Muzdalifah, dari Muzdalifah menuju Mina dan berakhir ketika akan melempar Jumroh ‘Aqobah, pada hari tanggal 10 Dzulhijjah, sebagaimana juga diperkuat oleh Hadits Nabi,

" افضل الحج العج والثج " اخرجه الترمذى وابن ماجه
Al-‘ajju artinya menyaringkan suara dengan membaca Talbiyah.
Al-tsajju artinya menyembelih Dam dan Qurban.

BEBERAPA HAL YANG PERLU DILAKUKAN SEBELUM IHROM

Sebelum kita memasuki pelaksanaan Ibadah Haji atau Umroh yang diawali dengan Ihrom (niat masuk dalam Haji dan Umroh), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut :


  1. Memotong kuku, mencukur kumis, mencabut bulu ketiak, mencukur bersih bulu kemaluan kemudian mandi Sunnah baik laki-laki maupun perempuan, bahkan perempuan sedang dalam keadaan haid atau nufas juga di anjurkan.
  2. Bagi laki-laki harus melepas semua pakaian dan sebagai gantinya adalah dua helai kain putih yang bersih. Adapun perempuan harus melepas cadar (tutup wajah) dan kaos tangan dan di anjurkan tidak memakai perhiasan.
  3. Setelah mandi dianjurkan memakai wangi-wangian pada tubuhnya dan bukan pada pakaian ihrom. Kemudian sholat sunah ihrom dua rakaat, selepas shalat lalu niat ihram dan di lanjutkan dengan membaca talbiah.

نويت العمرة واحرمت بها لله تعالى \ نويت الحج واحرمت به لله تعالى
لبيك اللهم لبيك, لبيك لا شريك لك لبيك, ان الحمد والنعمة لك والملك, لا لشريك لك
Artinya : Ya Allah, kini aku datang memenuhi panggilanmu, kini aku datang dengan tiada sekutu bagimu , sesungguhnya segala puji dan kenikmatan dan kerajaan hanyalah milikmu, tida sekutu bagimu.

BEBERAPA HAL YANG DILARANG PADA SAAT IHROM

Orang yang sedang ihrom baik laki-laki maupun perempuan dilarang :
  1. Sengaja menghilangkan bulu badan baik di cukur maupun di cabut
  2. Sengaja menghilangkan kuku tangan atau kaki, dipotong atau dicabut
  3. Memakai wangi-wangian pada pakaian atau badan.
  4. Jima’ atau pengantarnya, seperti nikah, bercumbu, berciuman, dan atau melihat yang diikuti dengan syahwat.
  5. Membunuh hewan yang bisa diburu.

Apabila orang yang sedang Ihrom laki-laki, maka dilarang :
  1. Memakai pakaian yang berjahit, seperti baju, celana, celana pendek, celana dalam, kaos kaki, kaos tangan dan lain sebagainya.
  2. Menutup kepala dengan barang yang menyentuh kepala.

Apabila orang yang sedang Ihrom perempuan, maka dilarang :
  1. Memakai tutup wajah (cadar).
  2. Memakai kaos tangan kecuali apabila terbuka pada jari-jarinya.

RUKUN DAN WAJIB UMROH

Rukun Umroh ialah : 1. Ihrom     2. Thowaf      3. Sa’I
Wajib Umroh  ialah : 1. Memulai Ihrom dari luar tanah harom.
                                      2. Mencukur rambut sehabis Thowaf dan Sa’i.

RUKUN DAN WAJIB HAJI

Rukun Haji adalah : 1. Ihrom   2. Thowaf  Ifadhoh   3. Sa’I   4. Wukuf

Wajib Haji  adalah :
1.    Memulai Ihrom dari Meqot.
2.    Wuquf di Arofah hingga terbenam matahari, apabila melakukannya siang hari.
3.    Bermalam di Muzdalifah.
4.    Bermalam di Mina pada malam Tasyriq.
5.    Melempar Jumroh ‘Aqobah pada hari kesepuluh Dzulhijjah.
6.    Melempar Jumroh Ula, Wustho, dan ‘Aqobah pada hari Tasyriq.
7.    Mencukur rambut.
8.    Thowaf Wada’.

HARI-HARI PELAKSANAAN IBADAH HAJI


-          Ibadah Haji dimulai pada hari ke 8 Dzulhijjah, disebut hari Tarwiyah (sunnah)
-          Sebelum Ihrom dianjurkan melakukan hal-hal yang disebut diatas, seperti mandi, memakai wangi-wangian pada badan, Sholat dll (sunnah)
-          Pada waktu Dhuha berangkat menuju Mina, atau sesuai situasi dan kondisi dan biasanya jemaah Haji Indonesia langsung menuju ‘Arofah, setelah Niat Ihrom Haji.
-          Mengetahui larangan-larangan Ihrom, seperti yang disebut diatas (wajib)
-          Memperbanyak membaca Talbiyah dan Dzikir (sunnah)

Kemudian pada hari ke 9 Dzulhijjah sehabis melaksanakan Sholat Subuh, perbanyaklah Dzikir dan berdo’a kepada Allah. Dan bagi orang yang bermalam di Mina pada hari Tarwiyah, setelah terbit matahari berangkatlah menuju ‘Arofah dengan menggunakan Talbiyah.
-          Pada hari ini makruh melakukan puasa
-          Dianjurkan mendatangi Masjid Namiroh hingga waktu Dzuhur.

Setelah melaksanakan shalat Dzuhur dan ashar jama’ taqdim, mulailah melakukan wukuf seraya memperbanyak dzikir, shalawat, dan do’a atau selalu mengikuti serta mematuhi pembimbing hingga mata hari terbenam.
-          Tidak dianjurkan sama sekali naik ke Jabal Rohmah.
-          Tidak boleh keluar dari batas arofah, kecuali matahari telah terbenam.
-          Kemudian mulai berangkat menuju Muzdalifah essuai peraturan dan jadwal yang telah di tentukan, dengan kedaan selalu memperbanyak Dzikir kepada Alloh.
-          Jika memungkinkan turunlah di muzdalifah sebagai kewajiban mabit, atau sekedar niat mabit apabila sudah lewat tengah malam, dan mengambil sedikit kerikil.
-          Setibanya di mina langsung menuju Jumrotul ‘Aqobah (sumur yang paling akhir dari arah ‘Arofah) dan melemparnya dengan tujuh batu, tujuh kali lemparan dengan membaca takbir pada setiap kali lemparan.
-          Setelah melaksanakan lemparan Jumroh ‘Aqobah, terus berangkat menuju Masjidil Harom guna melaksanakan Thowaf Ifadloh, atau pulang ke maktab dan bercukur.
-          Dan pada malam hari Tasyriq (kesebelas, dua belas dan sampai ke tiga belas bagi yang mengikuti Nafar Tsani), wajib mabit di Mina, dengan melempar tiga Jamarot setiap hari, masing-masing Tujuh Batu, tujuh kali lemparan.
-          Melempar Jumroh tidak boleh menggunakan selain batu.

Sebuah renungan tentang mencukur rambut selepas Haji

لما اراد رسول الله صلى الله عليه وسلم ان يحلق رأسه قال لمعمر بن عبد الله "يا معمر الديك موسى ؟ قال نعم يا رسول الله قال سم الله واحلق رأسى "فأعطاه ميمنة رأسه الشريف, فأخذ يحلق رأسه وهو يبتسم ويقول لمعمر "اما رءيت رسول الله رأسه بين يديك والموسى في يدك" قال معمر يارسول الله والله انها من نعم الله علي ان اخلق رأسك . فلما انتهى النصف الاول قال لأصحابه" اقتسموه بينكم" فكادوا يقتتلون على شعره صلى الله عليه وسلم, كل منهم يريد ان يحصل ولو على شعرة واحدة" رواه احمد.

ثم قال لمعمر "احلق النصف الأخر" فحلق النصف الأخر فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم "اين ابو طلحة الانصاري ؟" فأتى ابو طلحة فقال له النبي صلى الله عليه وسلم "خذ هذا الشعر كله" فبكى ابو طلحة من الفرح" رواه مسلم.

“Ketika Rasulullah SAW mau mencukur rambutnya, beliau berkata kepada Ma’mar bin Abdillah, “Wahai Ma’mar adakah engkau mempunyai pisau?” Ma’mar menjawab, ya, wahai Rasulullah. Beliau bersabda, “Bacalah basmalah dan cukurlah rambutku”. Maka Rasulullah mendekatkan kepalanya sebelah kanan seraya tersenyum sambil berkata kepada Ma’mar, “Bukankah engkau telah melihat kepala Rasulullah di hadapanmu pada saat engkau sedang memegang pisau? Ma’mar menjawab, wahai rasulullah, Demi Allah, adalah merupakan suatu karunia nikmat dari Allah hamba diberi kesempatan untuk mencukur rambutMu. Dan setelah Ma’mar selesai mencukur separuh sebelah kanan, lalu Rasulullah bersabda kepada para sahabat “Bagi-bagikanlah rambut itu di antara kalian”, serentak mereka saling berebutan masing-masing menginginkan rambut baginda Rasul, bahkan nyaris saling membunuh untuk mendapatkan walau hanya sehelai rambut”. HR. Ahmad.

Kemudian Rberkata kepada Ma’mar “Cukurlah separuhnya lagi”, dan mulailah Ma’mar mencukur rambut Baginda Nabi yang sebelah kiri. Kemudian rasulullah bertanya, “Dimana Abu Tholhah al-Anshory? Dan Abu Tholhah pun menghadap, lalu Rasulullah bersabda “Ambillah separuh rambutku ini semua untukmu”, maka berlinanglah air mata bahagia dari mata Abu Tholhah. HR. Muslim.

Thowaf Wada’
   Seorang tamu Allah yang telah diberi kemampuan dalam melaksanakan Ibadah Haji dengan sempurna tentu saja akan meninggalkan kota Makkah, maka sebelim pergi meninggalkan Makkah ia wajib melakukan Thowaf Wada’ sebagai akhir dari proses rangkaian Ibadah haji, sekaligus merupakan pamitan kepada Baitullah, kecuali orang perempuan yang sedang dalam keadaan Haid atau Nifas. Begitu juga orang yang belum melaksanakan Thowaf Ifadloh, maka cukup melakukan Thowaf Rukun sekaligus sebagai Thowaf Wada’. Sebagaimana di sabdakan Nabi Alaihisholatu Wassalamu.
" لا ينفر احد حتى يكون اخر عهده الطواف بالبيت " متفق عليه
BEBERAPA TEMPAT ZIARAH DI SEKITAR MAKKAH

Ada beberapa tempat yang biasa dikunjungi para jemaah Haji dan telah menjadi program rutin pemerintah, demikian juga para jemaah Haji yang bergabung dalam KBIH Al-Khairat, bahkan mereka akan mendapat tambahan ziarah ke tempat-tempat lain, sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan mengenai beberapa tempat bersejarah di sekitar Makkah, yaitu:
1. Jabal Abi Qubais adalah sebuah gunung yang terletak di sebelah timur Bukit Shafa agak keselatan, namun sekarang di atasnya telah berdiri sebuah Istana megah yang diberi nama Istana ASSALAM. Pada saat Allah memerintahkan Nabi Ibrahim AS agar memanggil semua ummat manusia untuk menunaikan Ibadah Haji, maka naiklah beliau ke puncak tersebut, dan melaksanakan perintahnya, sebagaimana diceritakan dalam Al-Qur’an:
واذن في الناس بالحج يأتوك رجالا وعلى كل ضامر يأتين من كل فج عميق ...

2. Maulid Rasul adalah sebuah tempat Baginda Nabi Muhammad SAW di lahirkan, terletak di sebelah timur Masjidil Haram lurus dengan Babussalam sebelah kiri tempat mengambil Air Zam-zam, dan sekarang dijadikan Maktabah (Perpustakaan). Akan tetapi sebagian ulama menyaksikan tempat tersebut.

3. Masjid Royah atau dikenal dengan sebutan dengan Masjid Kucing adalah sebuah Masjid terletak di sebelah timur Masjidil Haram ke arah utara lurus Maulid Rosul. Masjid tersebut dibangun untuk mengingat kemenangan Islam terhadap kaum Kuffar Quraisy pada saat Fathu Makkah (Penaklukan Kota Makkah). Sebelum masuk Masjidil Haram, ditempat inilah Rasulullah menancapkan ROYAH (Bendera komando dalam peperangan). Dan untuk mengenang peristiwa tersebut dibangunlah sebuah Masjid. Mengenai sebutan Masjid Kucing, hanya dikenal oleh sebagian masyarakat Indonesia dengan asal muassal dan sebab musabbab yang tidak jelas.

4. Masjid Syajaroh adalah sebuah Masjid dibangun untuk mengenang sebuah peristiwa pohon yang bersujud dihadapan Rasulullah SAW setelah dipanggil oleh Beliau sebagai Mu’jizat. Terletak di sebelah utara Masjid Royah.

5.  Masjid Jin adalah sebuah masjid yang terletak di sebelah utara Masjid Syajaroh, dibangun sebagai sarana mengingat peristiwa Sekelompok Jin yang menyatakan masuk islam di hadapan Baginda Nabi SAW, sebagaimana di firmankan oleh Allah dalam Al-Qur’an:
" قل اوحي الي انه استمع نفر من الجن فقالوا انا سمعنا قرأنا عجبا يهدي الى الرشد فأمنا به ...."
Artinya : katakanlah hai Muhammad telah diwahyukan kepadaku bahwasanya : sekelompok jin telah mendengaekan Alquran, lalu mereka berkata : Sesungguhnya kami telah mendengar Al-Qur’an yang menakjubkan, yang memberi petunjuk ke jalan yang benar lalu kami beriman kepadanya.

6. Ma’la adalah sebuah kuburan umum bagi Ahli Makkah, dan di tempat inilah Istri Baginda Nabi SAW yang pertama Ibu kita ummat Islam Khatijah RA di semayamkan. Dan di tempat ini pula Guru kita Syeh Abdul Hamid ibn Itsbat dikubur bersama para sahabat dan orang-orang sholeh.

7. Masjid Hudaybiyah adalah sebuah Masjid yang terletak kurang lebih Empat Puluh Delapan Km sebelah barat Masjidil Haram agak keutara merupakan batas haram sebelah barat. Sebuah Masjid kecil yang di bangun sebagai ganti dari sebuah pohon besar yang dikenal dengan Nama “Syajaroturridlwan”. Pohon inilah (Sekarang sebuah Masjid) yang menjadi saksi ketika Rasulullah SAW mengadakan pembai’atan dengan para sahabat sebagai langkah antisifatif menghadapi perang melawan Kuffar Quraisy setelah terdengar berita bahwa Utsman Bin ‘Affan RA terbunuh dalam mengemban misi sebagai delegasi Nabi untuk menemui tokoh-tokoh Quraisy. Disinilah mereka berkumpul dan berjabat tangan tanda setia dan bersatu, yang berakhir dengan damai dan dikenal dengan “Shulhul Hudaibiyah”. Ini terjadi pada bulan Dzulqa’dah Tahun 6 H, kwtika Rasulullah SAW bersama para sahabat hendak mengunjungi Makkah sekalian melakukan Umroh dan mengunjungi sanak keluarga mereka yang telah lama ditinggalkan, sesampainya di Hudaibiyah beliau dan para sahabat berhenti, kemudian Utsman Bin ‘Affan terpilih menjadi delegasi guna menyampaikan maksud serta tujuan kedatangannya ke Kota Makkah, dan disinilah terjadi sebuah perjanjian setia yang menjadi Ridlo dari Allah. Sebagaimana diceritakan dalam Al-Qur’an :

لقد رضي الله عن المؤمنين اذ يبايعونك تحت الشجرة فعلم ما في قلوبهم فأنزل السكينة عليهم واثابهم فتحا قريبا " الفتح 18

Artinya : sesungguhnya Allah telah ridlo kepada orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah sebuah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat waktunya.
8.        Masjid Bai’atul ‘Aqobah, terletak di sebelah Barat Jumroh ‘Aqobah sekitar 150 M. Masjid ini dibangun untuk mengenang peristiwa yang terjadi pada Tahun 11 Kenabian Nabi Muhammad sekaligus sebagai awal sebagian Sahabat Anshor mengenal dan masuk Islam. Sebagaimana biasa Rasulullah setiap musim Haji Beliau mendatangi kelompok masyarakat guna memberitahu mengenai kerosulannya serta mengajak mereka masuk Islam termasuk ketika orang-orang berkumpul di sekitar Mina, kebetulan pada Tahun tersebut ada jamaah dari Madinah, maka Rasulullah menemui mereka di tempat yang sekarang ada Masjidnya dan terjadilah Bai’atul ‘Aqobah yang pertama. Dan Rasulullah menugaskan seorang Sahabat sebagai Guru bernama Mas’ab bin ‘Umair guna mengajar penduduk Madinah yang telah menyatakan masuk Islam. Kemudian pada Tahun berikutnya datanglah orang-orang Madinah dengan jumlah yang lebih banyak, dan di tempat yang sama pula terjadilah Bai’atul ‘Aqobah yang kedua kalinya. Dalam ba’it ini Rasulullah meminta 12 orang diantara mereka sebagai penanggung jawab dalam berbagai hal.

Semua tempat ziarah di atas telah menjadi program KBIH Yayasan Al-Khairat, sehingga insya Allah para jamaah Haji yang bergabung di dalamnya akan mengunjungi dan mendapat penjelasan langsung dari para Pembimbing, tentu saja disamping mengunjungi beberapa tempat ziarah yang menjadi program Pemerintah, seperti :  vn //Jabal Tsaur {diatasnya terdapat sebuah goa tempat Rasulullah dan Abu Bakar singgah selama tiga hari ketika mau hijrah ke Madinah}, Padang Arafah {disana ada Jabal Rahmah tempat Allah mempertemukan Nabi Adam dan Ibu Hawwa setelah beratus-ratus berpisah}, Jamarot {Jumrah Ula, Wustho, dan ‘Aqobah tempat Nabi Ibrahim melempar syaithan yang selalu menggoda setelah mendapat perintah menyembelih putranya yang bernama Ismail}, Jabal Nur {diatasnya terdapat sebuah Goa tempat Rasulullah menerima wahyu pertama yaitu 5 ayat pertama surah Al-Alaq setelah beliau mengasingkan diri selama 40 malam berangkat dari Makkah tengah malam dam turun menjelang subuh}, dan Ji’ranah {tempat Rasulullah dan para sahabat memulai Ihrom untuk Umroh sehabis membagi-
Makkah}.

Ziarah (mengunjungi) Masjid Nabawi dan sekitarnya
Ziarah ke Masjid Nabawi di Madinah Al-Munawwarah merupakan Sunnah dan termasuk rangkaian ibadah Haji, terutama dilipat gandakan nilai shalat di Masjid Nabawi hingga seribu kali dibandingkan dengan Masjid yang lain kecuali Masjidil Haram Makkah.

Setibanya jamaah Haji di Madinah Al-Munawwarah dan berziarah ke makam Rosul beserta kedua sahabatnya yang terletak di pojok kiri Masjid paling depan yang dulu memang kamar Baginda Nabi SAW bersama Sayyidah ‘Aisyah RA, dengan cara sebagai berikut :
Bagi jamaah Haji Laki-laki, agar masuk dari Babussalam (pintu sebelah kanan/arah sebelah barat Masjid) dengan mendahulukan kaki kiri, seraya  mengucapkan :

بسم الله والصلاة والسلام على زسول الله أللهم اغفز لى ذنوبى وافتح لى أبواب زحمتك

Bacaan diatas dibaca setiap kali mau masuk Masjid

Kemudian, dengan penuh rasa tawadu’ serta merenung diri melangkahlah menuju Makam Rasul yaitu di pojok sebelah kiri lurus Babussalm, lalu menghadap ke utara (membelakangi Kiblat) dan mengucapkan Salam dari saudara-saudara sesama muslim. Kemudian derngan posisi yang tetap, melangkah ke kanan satu kali dan ucapkanlah kepada Abu Bakar Assiddieq. Kemudian melakukan hal yang sama lalu mengucapkan salam kepada Umar bin Khattab, setelah itu berputarlah ke arah selatan menghadap kiblat untuk berdoa kepada Allah swt {ingatlh semua kesalahan, mohon ampunlah kepada Allah awt dari segala dosa…Perbanyaklah berdoa dan mohonlah agar diberi kesempatan lagi oleh Allah untuk dapat terus menerus mengunjungi Makam Rasulullah saw}. Kemudian, masuklah ke Raudlah untuk melakukan shalat Sunnah atau keluarlah dari Masjid seraya mengucap kalimat

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله اللهم اغفر لى ذنوبى وافتح لر أبواب فضلك

Catatan: Berziarah ke makam Rasul lakukanlah sebanyak mungkin selama masih ada kesempatan.

Begitu juga kita dianjurkan berziarah ke kuburan Baqi’ Kuburan umum di Madinah sebelah kiri/timur Masjid Nabawi) Kuburan bagi warga Madinah termasuk keluarga Rasul, yaitu Pamannya yang bernama Sayyidina ‘Abbas, istri-istrinya kecuali Khodijah dan Maimunah juga makam Putra-putri beliau, Utsman bin ‘Affan dan sekitar 700 Sahabat Nabi.
Dan bagi Jemaah Haji yang bergabung dengan Yayasan Al-Khairat, mereka akan dibimbing berziarah ke Masjid Ghamamah (dulu sebuah lapangan yempat Rasulullah dan para Sahabat melakukan Sholat ‘Ied), disebut Ghamamah karena selalu ada awan yang mmenaunginya pada saat Sholat dan Khotbah. Demikian pula Masjid Abu Bakar, Masjid Umar, Masjid Utsman, Masjid Ali (semuanya berada disekitar Masjid Ghamamah), Masjid Al-Ijabah (terletak kurang lebih 250 M sebelah utara Masjid Nabawi) dan Tsaqifah Bani Sa’idah (tempat Abu bakar di Bai’at menjadi Kholifah pada wafatnya Rasulullah, terletak disebelah barat Masjid Nabawi agak ke utara), begitu juga akan berkunjung ke percetakan Al-Qur’an terbesar.
Adapun berbagai tempat ziarah di madinah yang menjadi program pemerintah {Yayasan} adalah :
1.    Jabal {gunug} Uhud, sebuah Gunung yang terletak kurang lebih 3 KM sebelah Utara Masjid Nabawi, satu-satunya gunung yang memiliki keistimiwaan dalam Islam karena menyatakan cinta kepada Nabi sehingga Nabipun cinta kepadanya, sebuah gunung yang di hamparannya terkubur sedikitnya Tujuh puluh (70) sahabat Nabi, mereka gugur dalam pertempuran membela Islam melawan musuh-musuh Islam yang kemudian dikenal dengan Perang Uhud, jadi para jamaah Haji disana akan dibimbing untuk mengucapkan salam serta mendo’akan para syuhada’ termasuk paman Nabi SAW yang bernama Sayyidina Hamzah Bin Abdul Muttholib. Perang Uhud terjadi pada Hari Sabtu Tanggal 2 Syawwal Tahun 2 Hijriyah.

Diantara rangkaian kejadian perang ada sebuah kisah menarik yang
dapat dijadikan pedoman umat Islam, yaitu sebagai persiapan perang,  Rosulullah SAW memerintahkan 50 orang pemanah pilihan yang diketuai oleh Abdullah Bin Jubair untuk menempati sebuah Bukit di depan Gunung Uhud (sekarang di kenal dengan nama Jabal Rumaat artinya para pemanah), mereka dimaksudkan supaya menjadi benteng utama guna mamantau dan menghalang musuh, mereka membawa pesan Nabi, yang artinya: “seoragpun diantara kalian tidak ada yang boleh turun sebelum aku sendiri yang menyuruhnya”. Akan tetapi yang terjadi kemudian setelah umat Islam diperkirakan aman dan mungkin akan menang dan musuh seakan-akan telah berpaling untuk pulang dengan meninggalkan harta bawaannya, mereka yang berada diatas bukit turun berhamburan, entah karena lupa dengan pesan Nabi atau bagimana, Wallahu a’lam. Dan diluar dugaan, musuh yang tadinya mau pulang ternyata mereka melintasi semak-semak dari kejahuan untuk selanjutnya mengitari Gunung uhud dari arah Utara dan menyerang Umat Islam dari arah belakang. Sementara benteng utama Umat Islam telah turun dari Bukit kocar-kacir, maka terpecahlah barisan Umat Islam sehingga peluan besar bagi musuh untuk menyerang dan mencabik-cabik kekuatan Islam.
2.    Masjid Qiblatain. Yaitu Masjid yang dibangun untuk mengenang terjadinya satu Sholat menghadap kedua arah (ke Utara dan Selatan) berkenaan dengan diturunkannya ayat dalam Surah Al Baqoroh : 144

" قد نرى تقلب وجهك في السماء فلنولينك قبلة ترضاها فول وجهك شطر المسجدالحرام... "
Artinya : sungguh kami sering melihat mukamu menengadah kelangit,
Sungguh kami akan memalingkan kamu ke Qiblat yang kamu sukai, palingkanlah mukamu kearah asjidil Harom...

          Masjid tersebut dulu merupakan sebuah perkampungan penduduk       bersama kampung Bani Salimah. Setelah melalui berbagai proses, masyarakat di Kampung ini oleh Rosulullah diperbolehkan melakukan Sholat jamaah di Kampungnya tampa harus melakukan bersama Rosulullah di Masjid nabawi.Hal ini berjalan sampai kurang lebih Enam belas {16}Bulan menghadap ke Utara (arah baital maqdis),sebagaimana Baginda Rosul bersamapara sahabatlain melakukan di Masjid Nabawi seraya selalu memohon kepada Allah agar di turunkan perintah menghadap ke selatan ( arah Baitullah/Ka’bah al musyarrofah). Maka di turunkanlah Ayat tersebut di atas menjelang waktu shubuh, sehingga Rosulullah beserta paep sahabat di Masjid Nabawi melakukan sholat shubuh menghadap ke selatan. Berita mengenai berpindahnya arah Qiblat ini terlambat sampai di Kampung Bani Salimah hingga masyarakat melakukan Sholat Dzuhur atau Ashar, setelah mereka melakukannya sampai dua Rakaat datanglah seseorang memberi kabar bahwa Rosulullah telah melakukann Solat menghadap ke arah Selatan, maka berputarlah mereka 180 Derajad {dari arah Utara ke Seletan}.Dari situlah awal mula sebutan Masjid Qiblatain.

3.    Sab’u Masajid {tujuh masjid} terletak kuranglebih 1 Km dari Masjid Qiblatain kearah Selatan, Masjid-Masjid tersebut yang sekarang hanya tinggal Lima dibangun sebagai sarana mengenang Pos Komandu para sahabat Nabi ketika dalam persiapan perang AHZAB/HANDAQ. Ahzab artinya beberapa kolompok yang bersekutu (Kelompok Quraisy, Bani Nadhir, Kinanah, Ghathofan dan Kelompok Yahudi Madinah), mereka semua bersekutu untuk memerangi Ummat Islam, sedangkan Handaq artinya parit. Karena dalam perang ini yang terjadi pada Hari Sabtu 5 Syawal Tahun 5 Hijriyah. Nabi dan para sahabat menggali parit yang panjangnya lebih dari 4 Km merupakan sebagian pertahanan dan perlindungan dari depan, sementara dari belakang, kaum Muslimin menjadikan Gunung SILA’ sebagai benteng. Dan di sekitar parit inilah kaum Muslimin mendirikan Tenda semacam Posko sebanyak Tujuh buah, termasuk tempat Rasulullah bermunajat kepada Allah yang sekarang dikenal dengan sebutan Masjid Al-Fath, terletak di tempat yang paling tinggi dari semua Masjid yang ada. Firman Allah dalam Al-Qur’an :

ولما راى المؤمنون الاحزاب قالوا هذ ما وعدنا الله ورسوله وصدق الله ورسوله وما زادهم الا ايمانا وتسليما. الاحزاب 22
          Artinya : dan ketika orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata “Inilah yang dianjurkan Allah dan Rosulnya, kepada kita” dan benarlah Allah dan Rosulnya, dan demikian tiadalah menambah kepada mereka kecuali Iman dan ketundukan. QS Al-Ahzaf : 22
           Dan pada Rosulullah beserta para sahabat menggali parit Allah menurunkan Ayat dalam surah An Nur :
انما المؤمنون الذين آمنو بالله ورسوله واذا كانو معه على امر جامع لم يد هبواحتى يستأ د نوه ان الذين يستأذنونك اولئك الذين يؤمنون بالله ورسوله فاذا استأذنوك لبعض شأنهم فأذن لمن شئت منهم واستغفر لهم الله ان الله غفور رحيم  النور 62

Artinya : Sesungguhnya orang yang benar-benar beriman ialah beriman kepada Allah dan Rasulnya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam suatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan Rasulullah sebelum mereka meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu Muhammad, mereka itulah yang beriman kepada Allah dan Rasulnya, maka apabila mereka minta izin kepadamu karena suatu keperluan, berilah izin kepada sizpa yang kamu kehendaki diantara mereka, dan mohonkanlah ampun untuk mereka kepada Allah, sesungguhnya Allah maha penganpun lagi maha penyayang. QS An Nur : 62
4.    Masjid Quba’ : Sebuah Masjid yang terletak kurang lebih 5 Km arah selatan Masjid Nabawi. Masjid ini merupakan Masjid pertama dalam Islam, karena dibangun oleh Rasulullah SAW ketika dalam perjalanan Hijrah dari Makkah ke Madinah dan setibanya di sebuah perkampungan bersama kampung Bani Amr Bin ‘Auf  beliau dan para sahabat muhajirin bermukim disana selama 5 hari (Senin, Selasa, Rabu dan Kamis), dan membina sebuah Masjid yang kemudian dikenal dengan sebutan Masjid Quba’. Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’an Surah At-Taubah ; 108

" ... لمسجد اسس على التقوى من اول يوم احق ان تقوم فيه في رجال يحبون ان يتطهروا " التوبة 108

Artinya : Sesungguhnya Masjid yang didirikan atas dasar taqwa {Masjid Quba’} sejak hari pertama adalah lebih patut engkau melakukan Sholat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan dirinya, dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.
Mengunjungi Masjid Quba’ dan melakukan Sholat di dalamnya adalah sebuah pekerjaan Sunnah, bahkan menurut Hadits Nabi, memiliki nilai pahala yang menyamai perbuatan Umroh. Sehingga Rasulullah sering sekali berziarah ke Masjid Quba’. Kemudian pada hari Jum’at Rasulullah beserta para sahabat keluar dari Quba’ untuk melanjutkan perjalanan Hijrah, setelah tiba di perkampungan lain yaitu perkampungan Bani Salim Bin ‘Auf kurang lebih 1 Km dari Quba’ sebelah utara, tibalah saat melakukan Sholat Jum’at, maka Rasulullah dan para sahabat melakukan di sebuah lembah bernama Wadi Ronunaa’ dan sekarang dibangun sebuah Masjid diberi nama Masjid Jum’ah. Wallahu a’lam bisshowab.



2 komentar:

  1. Penjelasan yg simple dan lengkap, semoga bermanfaat

    BalasHapus
  2. penjelasan yang sangat berarti insyaallah, mudah2han membawa barokah dan manfaat

    BalasHapus